Minggu, 23 Agustus 2015

PARA RAIDER




PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAJURIT LINTAS UDARA DENGAN KEMAMPUAN RAIDER PARA GUNA MENGHADAPI PERTEMPURAN 
DI MASA MENDATANG


PENDAHULUAN

Era modenisasi yang berkembang semakin pesat dimasa sekarang ini serta adanya perkembangan global telah berdampak adanya bentuk ancaman yang baru, sehingga para prajurit TNI AD sebagai penjaga kedaulatan negara diharapkan  tidak hanya sekedar membaca fakta lapangan, akan tetapi harus dapat memahami medan perang yang kompleks. Jenis peperangan sekarang mengisyaratkan  kemampuan untuk berpikir dan memahami isu-isu politik, ekonomi dan budaya pada beberapa tingkatan tertentu. Karena itu dibutuhkan  banyak  kecerdikan berpikir sekaligus bertindak, baik dalam diplomasi maupun berperang.  Hal ini karena dalam beberapa situasi perang  tidak selamanya prajurit dihadapkan dengan penggunaan senjata semata, namun juga situasi politik, ekonomi dan budaya dan sebagainya.

PERBATASAN




PERAN PRAJURIT TNI AD DALAM MENINGKATKAN PERAN BELANEGARA MASYARAKAT PERBATASAN

Bagi prajurit TNI menjaga dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan harga mati. Bertugas sebagai pasukan penjaga perbatasan seharusnya merupakan kebanggaan bagi para prajurit TNI, walaupun ada banyak konsekuensi yang harus ditanggung. Berbagai tantangan harus dilalui prajurit, seperti jauh dari keluarga, sulitnya akses ke wilayah pemukiman dan sulitnya air bersih serta hal lain yang mengancam keselamatan prajurit. Maka tak mengherankan, dimana pun prajurit TNI ditugaskan selalu siap sedia melaksanakan perintah atasan, terlebih lagi bagi yang bertugas di wilayah perbatasan. Untuk menjaga tiap inci keutuhan wilayah NKRI jangan sampai dirongrong pihak lain.
            Seperti kita ketahui Kondisi wilayah perbatasan darat Indonesia sampai saat ini masih identik dengan daerah yang terisolir, terpencil dan terbelakang serta sering menimbulkan  peluang  kegiatan  illegal  antara lain: pencurian kekayaan alam, perdagangan manusia, perdagangan narkoba, penyelundupan yang kesemuanya dapat merugikan negara.   Di sisi lain, kondisi tingkat kesejahteraan masyarakat masih rendah karena dampak belum meratanya pembangunan  di  daerah  perbatasan  dan  hal ini mempengaruhi   tingkat pemahaman bela negara untuk   menghadapi ancaman yang dapat membahayakan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI.
            Hal ini tentu saja memerlukan wujud nyata dalam mengemban amanah menjaga keutuhan tersebut,   TNI telah berkiprah   positif dan ikut  memberi andil dalam  membangun kehidupan berbangsa dan bernegara. Peran TNI selalu mendasari atas ama- nah dalam peraturan perundangan-undangan dan doktrin-doktrin, sebagai arah pelaksanaan Peran TNI secara proporsional dan profesional. Pada dasarnya Peran TNI akan selalu bersumber pada latar belakang sejarah dan nilai-nilai budaya yang mengkristal men- jadi falsafah atau dasar dan ideologi Pancasila serta konstitusi UUD 1945. (Hafid Sinambela : 2001 : 14).

KEPEMIMPINAN




TRANSFORMASI DALAM KEPEMIMPINAN TNI AD
GUNA MEWUJUDKAN PROFESIONALITAS PRAJURIT


Semenjak runtuhnya orde baru ramai di gaungkan kata transformasi kepemimpinan di kalangan TNI,  transformasi mengandung makna perpindahan, dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain yang melampaui perubahan rupa fisik luar saja. Dari situ model kepemimpinan dalam tubuh TNI AD telah mengalami perubahan yang signifikan guna meningkatkan profesionalitas prajuritnya. Perubahan yang terjadi ini meliputi berbagai aspek dalam suatu organisasi, seperti juga pada sebuah organisasi militer TNI AD dimana perubahan yang terjadi merupakan perubahan transformasional pada sebuah organisasi didefinisikan sebagai proses perubahan yang besifat mendasar, strategik dan menyeluruh.  Kepemimpinan merupakan salah satu aspek dalam proses transformasi TNI AD, dimana Kepemimpinan transformasional  ini bisa lebih baik dibandingkan kepemimpinan situasional, karena sang pemimpin berusaha untuk mentransformasikan tujuan - tujuan pribadinya kepada tujuan yang lebih tinggi, lebih jauh ke depan, yaitu tujuan kelompok yang lebih luas, bersifat nasional, bahkan global.
Dalam masa  saat ini sudah selayaknya seorang pemimpin militer dengan paradigma baru Kepemimpinan Transformasional akan selalu mengkomunikasikan visi yang memberi inspirasi dan mendorong (memotivasi) para pengikut untuk mencapai hal-hal yang bersifat lebih luas, tinggi, dan bahkan luar biasa. Para pemimpin dalam kepemimpinan ini memiliki kemampuan untuk mengarahkan dan mengatur anggota dan sistemnya sedemikian rupa sehingga semua anggota memiliki integritas tinggi terhadap visi dan misi organisasi. Ciri khas dari Kepemimpinan Transformasional adalah bahwa pemimpin sangat memperhatikan kepedulian dan pengembangan para anggotanya, dia mengubah cara berfikir mereka yang dipimpinnya dengan membantu mereka untuk melihat hal-hal yang lama dengan cara pandang yang baru (out of the box). Pemimpin ini mampu membuat anggota terpesona, bersemangat, dan terinspirasi sehingga mereka semakin bersemangat untuk mencapai sasaran (visi) yang telah ditetapkan bersama. Selain itu, Pemimpin Transformasional mampu membuat visi organisasi menjadi jelas dan lebih mudah dimengerti sehingga menjadi visi bersama setiap anggota, artinya setiap anggota menganggap visi organisasi adalah visinya sendiri. Untuk itulah setiap pemimpin dalam TNI AD harus mampu mewujudkan Kepemimpinan transformasional agar organisasi dan personel yang dipimpinnya memiliki profesionalitas yang tinggi. Adapun wujud kepemimpinan transformasional seorang pemimpin diharapkan dapat efektif dalam memimpin, mempunyai motivasi, peduli terhadap apa yang dipimpin.

TNI AD DI BIDANG INFORMASI TEKNOLOGI






PROFESIONALISME TNI AD DI BIDANG INFORMASI TEKNOLOGI
GUNA MENGHADAPI TANTANGAN GLOBAL

TNI DAN PERKEMBANGAN INFORMASI TEKNOLOGI
Era modenisasi yang berkembang semakin pesat dimasa sekarang ini serta adanya perkembangan global telah berdampak adanya bentuk   ancaman  yang baru, sehingga para prajurit TNI AD sebagai penjaga kedaulatan Negara ini diharapkan  tidak hanya sekedar membaca fakta lapangan,  akan tetapi  harus  dapat memahami medan perang yang kompleks. Jenis peperangan sekarang ini  mengisyaratkan   kemampuan untuk berpikir dan memahami isu-isu politik, ekonomi dan budaya pada beberapa tingkatan tertentu. Karena itu,  dibutuhkan  banyak  kecerdikan untuk  berpikir  sekaligus  bertindak, baik dalam   diplomasi   maupun berperang,  karena  beberapa  situasi perang,  tidak  selamanya  prajurit dihadapkan   dengan   penggunaan senjata semata, namun juga situasi politik, ekonomi dan budaya, seperti membangun    sarana    prasarana, berhadapan dengan penduduk lokal, bencana alam dan sebagainya.    
Pada masa globalisasi ini p rubahan sumber ancaman juga sekaligus menghasilkan paradigma perang masa kini yang meliputi perang otak, perang selisih keunggulan (brand power), perang informasi, perang daya cipta dalam percaturan ekonomi, teknologi, ilmu pengetahuan dan bidang budaya. Menyadari bahwa sumber ancaman telah berubah, maka TNI AD harus pula segera menyesuaikan dan mempersiapkan diri menghadapinya dengan cara memiliki daya antisipasi, membuat perkiraan-perkiraan strategis, dan merubah cara pandang atau mindset. Terlebih salah satu kemajuan terpesat adalah di bidang Teknologi Informasi, Kemajuan Teknologi Informasi (TI) membawa dampak yang sangat luas bagi kehidupan masyarakat saat ini. Yaitu dapat merubah cara berorganisasi, merubah cara perdagangan antar perusahaan, mengubah cara pemerintahan dan negara bahkan mengubah cara untuk berperang.

PEMBINAAN TERITORIAL





PERANAN BINTER DALAM MENANGANI KONFLIK PILKADA SERENTAK


Seperti kita ketahui September 2015 nanti direncanakan akan dilaksanakan Pilkada serentak hampir di seluruh Indonesia. Pengalaman sebelumnya Pilkada sering memicu konflik di Masyarakat. Apa yang terjadi kalau konflik ini terjadi dalam waktu bersamaan di banyak daerah. Betapa pusingnya menghadapi itu semua. Ditambah lagi dengan kerugian karena konflik tersebut bukan tidak sedikit, cukup menguras energi dan biaya. Pilkada serentak yang baru pertama kali diadakan di 269 daerah, lanjutnya, menjadi ancaman bagi stabilitas politik di tingkat daerah yang perlu diwaspadai.

Peran TNI dalam ikut serta mendukung sukses pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bulan Desember 2015 mendatang, sebatas memberikan bantuan pengamanan dalam kapasitasnya sebagai fungsi militer. Untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkanlah suatu konsep yang strategis tentang aplikasi metode pembinaan teritorial dalam usahanya melaksanakan pencegahan maupun penanganan konflik di daerah akibat pilkada serentak oleh Kodim sebagai satuan komando kewilayahan. Sehingga peran dan keberadaan Kodim di wilayah menjadi institusi yang dapat diandalkan oleh masyarakat. Dari pembahasan di atas dapat ditarik suatu pokok permasalahan yaitu, Bagaimana penerapan metode Binter oleh satuan kewilayahan dalam rangka penanggulangan konflik horizontal yang ada dalam masyarakat?

PEMBINAAN SATUAN





PENINGKATAN PEMBINAAN SATUAN DALAM MENUNJANG
KESIAPAN OPERASI

Organisasi TNI AD seluruh satuan baik jajaran Kotama maupun Balakpus senantiasa melaksanakan perbaikan dalam pembinaan satuan sesuai garis-garis kebijakan KASAD dengan hasil yang secara umum memuaskan. Kendati demikian, pada prakteknya di lapangan masih banyak ditemukan pelaksanaan pembinaan satuan yang kurang optimal sehingga satuan tersebut tidak siap operasional. Ada pun permasalahan utama yang masih kita jumpai yaitu kurang optimalnya Dansat melaksanakan pembenahan dalam bidang organisasi, penempatan personel yang tidak sesuai kualifikasi, material satuan yang tidak terawat, latihan tidak optimal, minimnya peranti lunak di satuan,  pangkalan yang kurang tertib dan kurang terpelihara.
Sehingga untuk mewujudkan satuan yang siap operasional maka perlu dijawab bagaimana upaya meningkatkan pembinaan satuan? Peningkatan pembinaan satuan adalah kebutuhan mutlak organisasi TNI AD. Oleh karena itu berbagai pembahasan berikut ini memiliki nilai guna sebagai masukan kepada pimpinan TNI AD untuk menetapkan kebijakan selanjutnya dalam rangka mewujudkan satuan-satuan TNI AD yang siap operasional.