PERANAN PEMBINAAN TERITORIAL DI SATUAN TNI AD GUNA
TERCIPTANYA KEMANUNGGALAN TNI RAKYAT
Pembangunan
nasional yang sedang dilaksanakan sekarang ini mengarah pada perubahan disegala
bidang menuju tatanan yang lebih baik. Mengingat bahwa setiap perubahan selalu
mengandung konsekuensi baik ataupun buruk, maka apabila tidak dilaksanakan
pembinaan secara cepat dan tepat memungkinkan tumbuh menjadi potensi ancaman
terhadap pembangunan itu sendiri. Sebagai contoh, konsekuensi dari penggusuran,
penerapan kebijakan Pemerintah Daerah dan lain sebagainya. Untuk dapat
mengatasi permasalahan seperti tersebut di atas, tidak hanya dapat dilaksanakan
melalui tindakan penegakan hukum saja, namun juga diperlukan kepedulian dari
segenap komponen bangsa untuk melakukan pembinaan sebagai langkah pencegahan (preventive) melalui pembinaan teritorial
yang diistilahkan dengan ”binter”. Adanya kesepakatan bersama segenap komponen
bangsa sangat diperlukan dalam menciptakan keharmonisan hubungan kerjasama
antara instansi vertikal dan horizontal, baik pusat maupun daerah demi
mendukung terselenggaranya pembinaan teritorial (Binter) dalam rangka
pemberdayaan wilayah pertahanan bagi kepentingan pertahanan negara, guna
meningkatkan ketahanan nasional sekaligus mendukung pembangunan nasional.
Kesamaan pemahaman yang dimaksud ialah bahwa pemberdayaan wilayah pertahanan,
pembinaan teritorial (Binter), pertahanan negara, pembangunan nasional dan
ketahanan nasional adalah merupakan tugas bersama segenap komponen bangsa,
karena kesemuanya itu senantiasa bersentuhan langsung dengan kepentingan
masyarakat, dan kepentingan nasional.
Pentingnya dasar pemahaman pembinaan teritorial (Binter)
bagi komponen bangsa lainnya dapat diartikan sama dengan pemahaman Binter TNI, hanya bidang dan bentuk
perwujudannya yang berbeda. Bila ditinjau dari hakekat pembinaan teritorial
(Binter), sebenarnya setiap institusi dan lembaga-lembaga pemerintahan maupun
komponen-komponen bangsa lainnya dalam menjalankan peran dan tugasnya memiliki
kesamaan dengan Binter, yaitu selalu berhubungan dengan Ruang, Alat dan Kondisi
Juang yang menguntungkan bagi kesejahteraan bangsa. Sedangkan Binter adalah
kegiatan untuk mewujudkan Ruang , Alat dan Kondisi Juang yang tangguh dalam
rangka pertahanan negara. Suatu pemahaman yang saling melengkapi apabila setiap
institusi dan lembaga-lembaga pemerintahan maupun komponen-komponen bangsa
lainnya memiliki pemahaman yang sama dan seragam untuk mendukung pertahanan
negara. Pembinaan Teritorial TNI AD berdasarkan Buku Petunjuk Induk TNI AD tentang
Binter mempunyai definisi yaitu segala usaha, tindakan dan kegiatan dalam
membina hubungan dengan segenap lapisan masyarakat sehingga tercipta
kemanunggalan TNI-Rakyat untuk didayagunakan bagi kepentingan pertahanan negara
matra darat. Dalam pengertian di lingkungan TNI AD, yang dibina disini adalah
aspek demografi, geografi dan kondisi sosial agar menjadi suatu Ruang Juang,
Alat Juang dan Kondisi Juang (RAK Juang) yang tangguh untuk mendukung
kepentingan pertahanan negara matra darat.
Adapun Maksud
dan Tujuan dari penulisan ini adalah untuk
memberikan gambaran tentang Peranan Pembinaan Teritorial Di Satuan TNI AD Guna
Terciptanya Kemanunggalan TNI Rakyat serta sebagai bahan masukan bagi Komando Atas maupun komandan
satuan guna mengambil kebijakan terkait dengan Peranan Pembinaan Teritorial Di
Satuan TNI AD Guna Terciptanya Kemanunggalan TNI Rakyat.
Peran Satuan TNI AD
dalam Pembinaan Teritorial
Peran Satuan
TNI AD dalam Pembinaan Teritorial adalah melakukan penyiapan aspek Geografi,
Demografi dan Kondisi Sosial agar terwujud suatu Ruang, Alat dan Kondisi Juang
yang tangguh sehingga dapat diberdayakan untuk mendukung tugas-tugas TNI AD melaksanakan
OMP dan OMSP. Selanjutnya TNI AD memberikan tugas pokok Pembinaan Teritorial
kepada Komando Kewilayahan TNI AD yaitu Kodam, Korem, Kodim sampai dengan
Koramil. Adapun metode yang digunakan oleh Komando Kewilayahan TNI AD dalam
melaksanakan Pembinaan Teritorial yaitu Bintahwil, Komsos dan Bhakti TNI.
Pembinaan
Teritorial (Binter) TNI tersebut dilakukan baik secara satuan maupun
perorangan. Adapun sasaran pembinaan kemampuannya sebagai berikut: Pertama di Tingkat Satuan. Terwujudnya
kemampuan Binter Satkowil secara terukur dalam menerapkan sistem perencanaan
dan pengendalian Binter (Sisrendal Binter) dan penerapan “Lima Kemampuan
Teritorial tingkat Satuan“ untuk Kowil, yang meliputi : Kemampuan temu cepat
dan lapor cepat, Kemampuan manajemen
Teritorial, Kemampuan penguasaan wilayah, Kemampuan pembinaan perlawanan rakyat
dan Kemampuan komunikasi sosial.
Terwujudnya
kemampuan Satuan non Kowil dalam melaksanakan Binter Terbatas serta Terwujudnya
keterpaduan kegiatan Binter yang dilaksanakan oleh Satkowil dan non Kowil dalam
melaksanakan Binter Terbatas. Kedua di Tingkat
perorangan. Adalah terwujudnya profesionalisme prajurit Teritorial sesuai
bidang tugas dan jabatannya. Kemampuan “Lima Kemampuan Teritorial tingkat
perorangan” bagi prajurit Satkowil, yang meliputi :Kemampuan mendapatkan informasi
dan melaporkan dengan cepat, Kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat
disekitarnya. Kemampuan mendata geografi, demografi dan Kondisi sosial yang
terkait dengan pertahanan negara. Kemampuan meningkatkan kesadaran bela negara
masyarakat disekitarnya. Kemampuan penguasaan medan disekitarnya. Serta Terwujudnya
sikap Teritorial setiap prajurit dalam berinteraksi dengan masyarakat.
Pembinaan Teritorial
(Binter) sebagai Upaya Menangkal Ancaman
Berbagai
ancaman yang terus mengintai wilayah pertahanan, baik ancaman militer maupun
nirmiliter, harus segera ditangkal oleh TNI melalui Binter beserta
komponen-komponen bangsa lainnya seperti komponen cadangan maupun komponen
pendukung. Ancaman militer muncul dalam
bentuk agresi, pelanggaran batas
wilayah, spionase, sabotase, aksi teror bersenjata, pemberontakan bersenjata,
perang saudara. Dan ancaman yang tak kalah berbahayanya adalah ancama nir
militer berupa penyelundupan, pencarian kekayaan alam, konflik kepentingan,
persoalan politik, narkotika, imigran gelap, persoalan batas wilayah
perbatasan. Dan menjadi tugas bagi TNI
khususnya TNI AD melalui Binternya sebagai komponen utama berserta komponen
cadangan dan komponen pendukung membantu
pemerintah menyiapkan potensi
nasional menjadi kekuatan pertahanan aspek darat secara dini sebagai
implimentasi sistem pertahanan semesta.
Sehingga dapat mewujudkan pemberdayaan
dan pertahanan daerah sekitar menjadi daerah yang potensial dan aman baik
sumber daya alamnya maupun SDMnya.
Bentuk-bentuk ancaman yang mungkin
dihadapi, antara lain: a. Ancaman Militer, yakni ancaman berupa agresi militer,
pelanggaran wilayah, gerakan separatisme (ingin memisahkan diri dari NKRI),
pemberontakan bersenjata, pengamanan objek vital nasional yang bersifat
strategis, kegiatan spionase, ancaman terorisme dan radikalisme, gangguan
keamanan, dan konflik komunal. b. Ancaman
Nirmiliter. Ancaman nirmiliter dapat berdimensi ideologi, politik, ekonomi,
sosial, informasi, dan teknologi serta berdimensi keselamatan umum. Ancaman
nirmiliter memiliki karakteristik yang berbeda dengan ancaman militer, tidak
bersifat fisik, serta bentuknya tidak kelihatan seperti ancaman militer, namun
dapat berkembang atau berakumulasi menjadi ancaman terhadap kedaulatan negara,
keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan bangsa. Ancaman nirmiliter dapat pula
terjadi secara bersamaan dengan ancaman militer, sehingga memerlukan kecermatan
baik dalam meng-identifikasi maupun dalam penanganannya.
Pembinaan
Teritorial sebagai wujud Kemanunggalan TNI-Rakyat
TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa) merupakan program terpadu lintas
sektoral antara TNI, Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen dan
Pemerintah Daerah serta komponen bangsa lainnya dalam rangka membantu Pemda
bagi ekselerasi pembangunan, pemberdayaan masyarakat, meningkatkan ketahanan
wilayah serta memantapkan. Kegiatan TMMD sebagai salah satu bentuk Operasi
Bhakti TNI merupakan kegiatan yang sudah tidak asing lagi bagi prajurit TNI.
Karena, memang sejarah perjuangan bangsa Indonesia telah menempatkan TNI untuk
selalu bersama-sama dan "Manunggal dengan Rakyat", baik di kala susah
maupun senang, di pedesaan ataupun di perkotaan. Hal ini terbukti bahwa secara
operasional, kegiatan TMMD senantiasa sejalan dengan perkembangan dinamika,
tuntutan kebutuhan dan permasalahan sosial kemasyarakatan. Selain itu Bentuk-bentuk
kegiatan Operasi Bhakti yang pernah, telah dan sedang dilaksanakan TNI
diantaranya adalah TNI Manunggal Reboisasi, TNI Manunggal Transmigrasi. Operasi
Bhakti Manunggal Aksara, TNI Manunggal Pertanian. Krisis ekonomi yang melanda
Indonesia pada medio 1997 sangat memprihatinkanTNI Manunggal KB dan Kesehatan
maupun Operasi Bhakti Penanggulangan Akibat Bencana Alam.
Adanya kegiatan
ini menuntut prajurit harus benar-benar memahami permasalahan aktual yang
tengah berkembang di masyarakat, sehingga akan diperoleh kesamaan sikap dan
tindakan yang selaras dengan karakteristik daerah tugasnya. Pengetahuan dan
wawasan seperti itu wajib dimiliki oleh pejabat Komando Wilayah, terutama dalam
menghadapi perubahan lingkungan yang begitu cepat dan dinamis, yang secara
langsung maupun tidak langsung akan bersentuhan dengan kepentingan pelaksanaan
tugas-tugasnya sebagai aparat teritorial. Secara signifikan, TMMD telah
berhasil membangun sarana dan prasarana dibidang ekonomi, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan yang memberikan manfaat secara langsung bagi kehidupan
masyarakat.
Pembinaan
Teritorial (Binter) Dengan Pemahaman Ruang, Alat Dan Kondisi Juang
Adanya pemahaman tentang Ruang Juang
bagi komponen bangsa lainnya dapat diartikan suatu tempat/wilayah yang dapat
digunakan sewaktu-waktu untuk mendukung pertahanan negara bila negara
menghadapi ancaman atau peperangan. Penataan tempat/wilayah sebagai ruang juang
dapat dilaksanakan sejak dini, misalnya: PU merancang pembangunan jalan,
seyogyanya rancangan tersebut disentuh dengan aspek Binter sehingga bila
terwujud maka pada kondisi darurat/perang dapat difungsikan sebagai landasan
pesawat udara. Atau contoh lain misalnya: pembangunan gedung bertingkat,
seyogyanya mengandung aspek Binter dengan membangun tempat parkir basement
secara bertingkat ke bawah sehingga memberikan keuntungan disamping penghematan
tempat juga dapat juga dapat difungsikan sebagai bunker tempat perlindungan
pengungsi bila pada kondisi darurat.
Pemahaman tentang Alat Juang bagi
komponen bangsa lainnya dapat diartikan terwujudnya suatu potensi kekuatan yang
terorganisir dan dibina dengan baik serta mempunyai kemampuan pertahanan
negara, misalnya: organisasi beladiri yang aktif melaksanakan latihan, bila
pada kondisi darurat perang, maka potensi kekuatan tersebut dapat didayagunakan
untuk membantu mempertahankan wilayah NKRI.
Pemahaman tentang Kondisi Juang
dapat diartikan suatu kondisi masyarakat yang memiliki rasa kesadaran bela
negara, cinta tanah air dan wawasan kebangsaan yang tinggi, sehingga masyarakat
memiliki ketahanan nasional yang mampu menghadapi berbagai ancaman, tantangan,
gangguan dan hambatan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Contoh wujud
kondisi juang antara lain: rasa nasionalisme yang tinggi yang diimplementasikan
pada sikap etos kinerja yang tinggi, memiliki kepedulian terhadap sesama dan
lingkungan serta patuh terhadap hukum yang berlaku.
Melalui pembinaan teritorial, TNI AD berperan dalam
pemberdayaan wilayah pertahanan di darat dengan cara melakukan pembinaan dan
sosialisasi kepada masyarakat daerah setempat baik melalui Tentara Manunggal
Membangun Desa (TMMD) bersama rakyat membangun jalan dan jembatan atau aktif
turut dalam program reboisasi, bakti sosial berupa bantuan kesehatan, turut
mengamankan obyek vital yang strategis, bantuan pada saat bencana alam,
mengamankan wilayah perbatasan,
sosialisasi tentang netralitas TNI dalam pemilu dan lain-lain.
Oleh
sebab itu Binter sebagai bagian dari Fungsi TNI AD memegang peranan penting
dalam upaya pemberdayaan wilayah pertahanan darat. Binter juga sebagai
menajemen dalam rangka penyelenggaraan pendataan territorial, pengembangan
pembangunan serta pengendalian wilayah pertahanan untuk kepentingan pertahanan
negara di darat sesuai Sistem Pertahanan Semesta. Kegiatan Binter dilaksanakan
secara koordinatif, terpadu, saling terkait dan lintas sektoral serta dilakukan
oleh Komando Kewilayahan, satuan non-kewilayahan juta para prajurit TNI AD
bersama rakyat bahu membahu untuk wewujudkan TNI AD manunggal bersama rakyat.
Akhirnya dapat disimpulkan jika TNI AD mempunyai kemampuan untuk
melakukan pembinaan teritorial, yakni menjalankan tugas di tengah masyarakat
seraya memelihara kedekatan dan kemanunggalan prajurit TNI dengan rakyat.
Konsep pembinaan teritorial (Binter) ini merupakan tugas TNI yang masih relevan
untuk dilanjutkan. Seluruh prajurit harus bersungguh-sungguh meningkatkan dan menerapkan
pembinaan teritorial (Binter) secara benar. Menjalin kerjasama antar sesama
aparat, pemuka agama, tokoh masyarakat dan seluruh komponen masyarakat adalah
hal yang sangat penting dalam mewujudkan stabilitas keamanan di wilayah, dalam
rangka membantu pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan nasional.
Malang, 20 September 2015
DIAN NUR HUDA, S.S.T.HAN., S.IP., S.SOS
LETNAN SATU INF NRP 11110011270589
mantap, menambah pengetahuan, wawasanku...tks
BalasHapus